Skip to main content

Featured

Jin BTS akhirnya selesaikan wajib militernya sebagai warga negara Korea Selatan

Seoul , Kabar gembira bagi ARMY di seluruh dunia! Kim Seokjin atau lebih akrab disapa Jin, anggota boygroup BTS berhasil menyelesaikan wajib militernya.  Mengutip the KoreaTimes, tampak Jin mendapatkan buket bunga saat meninggalkan acara perayaan 5 tahun Divisi Infanteri Angkatan Darat di Yeoncheon, (12/06).  Dalam acara itu, Jin sempat reuni dengan 5 member BTS lainnya yang masih menjalankan wajib militer yakni; V, Jungkook, Jimin, J-Hope, dan RM.  Disebutkan Suga, satu-satunya member yang absen pada acara tersebut.  Kepada media, Jin menyapa Army dengan berkata, " Hai, ARMY !" sambil tersenyum.  Perayaan privat Jin ini menandakan kemungkinan Jin akan segera kembali ke industri hiburan lagi seperti biasa.  Tentu saja itu berita baik bagi penggemar BTS. Hal itu bisa dilihat dari ucapan selamat yang tidak berhenti diucapkan ARMY kepada Jin.  Bagaimana? Apa kamu termasuk yang ARMY itu? 

Sekeping Hati untuk Azhar Bab 4: Ta'aruf

 Halo balik lagi.. hihihi

Seperti biasa sebelum membaca, aku mau promo akun media social dulu biar kalian enggak ketinggalan info. Jangan lupa follow instagram sastrabisu dan sastra_bisu

Aku juga nulis di wattpad. Ini profilku erwingss_

Akun facebook Ini akunku

Ingat, apabila sehabis membaca kalian menemukan iklan, silakan klik iklan itu ya biar author semangat.

 


 

☘️☘️☘️

Ada perasaan senang terbersit dalam hati Haniyya waktu kakaknya memberitahu mengenai niat untuk menjodohkan dirinya dengan Azhar. Ya Allah, hadiah yang kau berikan pada gadis itu begitu besar. Debaran jantung Haniyya yang selalu ia rasakan akan terbalaskan juga.

"Azhar beneran mau dijodohkan sama Hani, Kak?"

Sulit memercayai lelaki yang ia idolakan akan segera menjadi calon suaminya. Haniyya seperti tengah bermimpi berada di tempat yang sejuk. Perkataan kakaknya seperti sebuah mimpi indah. Gadis itu sampai berhenti memotong sayur demi menyimak ulang informasi yang diberikan kakaknya. Haniyya memberikan tatapan serius pada kakaknya, Zoya.

"Bener, Dek. Buat apa kakak bohong?"

Zoya memberikan senyum hangat. Dia melanjutkan perkataannya, "Tunggu saja, ponsel kamu bakalan berdering. Kakak sudah kasih nomor kamu ke Azhar. Sebentar lagi dia pasti bakalan hubungi nomor kamu."

"Wah kakak hebat. Makasih ya, Kak. Sudah bantuin Hani dekat sama Kak Azhar." Haniyya memberikan pelukan. Pipinya yang putih memerah saat membayangkan seperti apa rasanya jadi istri Azhar.

"Bagaimana perasaan kamu setelah dengar perjodohan ini? Kamu menerima Azhar, 'kan?"

Meskipun Haniyya terlihat antusias, Zoya ingin mendengar langsung dari bibir adiknya seperti apa perasaan gadis itu? Haniyya bisa saja menolak perjodohan antara dia dan Azhar dengan alasan masih kuliah. Tapi, mana mungkin Hani menolak setelah mengucapkan terima kasih sebelumnya.

"Tentulah, Kak. Aku sudah terpesona sama teman kakak belum lama ini. Rasanya seperti mimpi seakan-akan sedang dilamar Rizky Nazar."

Rizky Nazar adalah seorang aktor TV asal Indonesia kesukaan Haniyya. Gadis itu terpukau pada akting aktor itu setelah memerankan karakter Dimas dalam film horor berjudul "Danur 3", dan saking bahagianya mendengar kabar perjodohan antara dirinya dan Azhar, Haniyya sampai menyamakan rasa gembira itu seperti saat dirinya dilamar oleh aktor tersebut.

"Ada-ada saja kamu, Dek."

Haniyya tersengih, perasaan bahagia tak bisa lepas dari dalam hati serta pikirannya. Berbicara soal penampilan Haniyya saat ini, mungkin pipinya sudah terlihat sangat merah.

Zoya membantu adiknya bekerja. Dia mencuci piring yang kotor yang ada di sana. ART yang Zoya sewa mendadak pulang kampung. Alhasil, Zoya mengurusi pekerjaan rumah sendiri. Untung Haniyya siap membantunya.

Zoya dikelilingi oleh orang yang begitu menyayangi dirinya. Suami perhatian, anak menggemaskan, sahabat baik seperti Azhar, serta adik yang begitu pengertian.

Ketika Zoya masih disibukkan dengan kegiatan mencuci piring, Imran datang padanya. Balita tersebut berlari di area dapur, kemudian berakhir memeluk kaki ibunya.

"Awas, Imran. Kasian Umi-mu!"

Tindakan Imran membikin Haniyya menegur keponakannya itu. Imran  tengah menggoyang-goyangkan kaki ibunya yang tengah sibuk membersihkan piring. Si kecil Imran menjulurkan lidah pada tantenya. Memang anak itu bisa dibilang partner berdebat Haniyya.

"Ih, enggak boleh gitu kalau ngomong sama orang tua, Imran."

Haniyya tidak pernah menganggap serius ketidaksopanan Imran, sebab ia tahu anak-anak butuh waktu yang lama untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Imran masih tak berhenti menjulurkan lidah untuk Haniyya sampai gadis itu mencubit pipi Imran.

"Kak Rayyan ini kurang pengertian sama istri. Anak sudah dua, minta satu lagi. Mana anaknya bandel semua lagi," gumam Haniyya.

"Anak itu rezeki, Dek. Kamu kalau sudah pernah melahirkan pasti ketagihan deh. Jadi ibu itu membanggakan loh. Kamu nikah sama Azhar secepatnya biar Imran dan Fattah punya sepupu baru."

"Ih, Kakak!"

Belum menikah saja, sudah diledeki segera punya anak. Belum 'lah. Haniyya belum memikirkan punya anak. Dia ingin menyelesaikan studi dulu. Semoga Azhar mengizinkannya lulus dulu sebelum programkan anak.

Drrrtt... Drrrrt...

I-phone Haniyya bergetar di atas kulkas. Sepertinya ada pesan masuk. Dia menghentikan kegiatannya hanya untuk mengecek siapa yang barusan mengirim pesan? Mungkin teman kuliah. Gadis itu mencubit pipi Imran kedua kali sebelum mengambil telepon genggamnya. Lalu, Imran mengejarnya sampai di ruang tengah. Haniyya menghindar, berlari ke kamar kemudian mengunci pintu.

Dari: Azhar
Untuk: Haniyya

Assalamu alaikum. Ini aku, Azhar. Zoya sudah bilang sama kamu mengenai perihal perjodohan kita 'kan? Kalau iya, aku ingin ajak kamu untuk ta'aruf-an. Bisakah kita bertemu malam ini? Aku tak akan macam-macam. Hanya ingin mengenalmu lebih jauh.

Mata Haniyya berseri. Pesan Azhar membuat jantung berdebar-debar hebat. Apakah ini rasanya cinta? Tangan gadis itu sampai basah gara-gara gugup. Pernah mengidolakan seseorang? Kemudian idola itu merespon? Begitulah perasaan Haniyya saat ini.

Dari: Haniyya
Untuk: Azhar

Wa Alaikum Salam. Iya, Kak. Mau ketemu di mana? Aku tunggu ya Kak.

Ketika pesan terkirim muncul, Haniyya membuang ponselnya di kasur. Dia mengipas pipinya yang terasa panas. Untung tidak ada orang yang melihatnya. Kalau Zoya melihatnya, bisa jadi ia akan korban tertawaan. Haniyya pernah pacaran, tapi baru kali ini ia serius dengan seorang lelaki.

Dari: Azhar
Untuk: Haniyya

Mobilmu sudah selesai servis. Kita ambil mobilmu hari ini. Tapi, sebelum itu, aku mau ajak kamu jalan-jalan boleh? Aku ingin kita berdua dekat supaya kalau sudah menikah tidak canggung. Dua jam lagi aku jemput ya.

Ide Azhar itu merupakan ide brilian. Tidak mungkin Haniyya dan Azhar bisa langsung jatuh hati kalau mereka tidak sering habiskan waktu bersama. Haniyya mengambil napas dalam-dalam. Saking bahagianya, ia lupa cara bernapas dengan baik. Kalau tidak hirup oksigen, ya tinggal ucap selamat tinggal dunia!

Dari: Haniyya
Untuk: Azhar

Oke. Aku tunggu.

Haniyya menyadari bahwa ia merupakan tipe gadis yang sangat lama di kamar mandi. Jadi, setelah membalas pesan Azhar, ia langsung masuk ke kamar mandi. Kira-kira satu  jam di kamar mandi, lalu satu jam lagi memakai pakaian. Tepat waktu. Untung Azhar kirim pesan dua jam sebelumnya.

☘️☘️☘️

Haniyya memakai gamis a la gadis Tik tok hijab asal Malaysia. Tidak, Laudya Chintya Bella dan Citra Kirana juga memakai pakaian yang sama. Itu model terbatu. Ada motif daun maple berwarna oranye yang menghiasi gamisnya. Azhar pasti akan terpukau melihatnya. Gadis itu melengkapi penampilannya dengan lipstik di bibir. Tidak apa-apa berdandan di hadapan calon suami, bukan?

"Cantiknya. Sudah mirip sama Dinda Hauw tuh."

Zoya dan Azhar punya bisnis di dunia mode. Memang Azhar adalah CEO-nya. Tapi, Zoya bertanggung jawab untuk strategi pemasaran dan lainnya. Kebetulan produk pakaian muslimah mereka akan rilis bulan depan. Zoya berencana mengambil Dinda Hauw sebagai bintang iklan. Sekarang ini Dinda Hauw sedang viral setelah menikah dengan jalan ta'aruf. Gara-gara bisnisnya itu, ia jadi ingat terus penampilan Dinda Hauw.

"Dinda Hauw apa? Yang ini mah Dinda burik," kata Haniyya tertawa.

"Emang mirip Dinda Hauw sih," ralat Haniyya.

Kapan lagi bisa dipuji mirip artis. Hihihi. Haniyya merasa begitu gugup. Dia berharap kencan pertamanya dengan Azhar berjalan dengan baik. Tadinya ia cemas, takut Azhar ilfil dengannya.

Ternyata, respon Azhar persis seperti yang ia harapkan. Pria itu tersenyum lebar saat melihat Haniyya. Dia membukakan pintu mobil selayaknya pangeran menyambut seorang putri. "Kamu sangat cantik," katanya.

Bagus Azhar. Begitulah caranya mengesankan seorang wanita.

Haniyya masuk ke dalam mobil. Dia membiarkan Azhar masuk ke dalam mobil kemudian berkomentar, "Kak Azhar juga tampan. Mirip sama Fattah, anak sulung Kak Zoya."

Anak pertama Zoya memang tampan. Fattah seperti fotokopi dari sosok Azhar. Mungkin karena sering bergaul dengan Azhar sehingga fisik dan aura wajah mereka bisa sama. Azhar terkekeh mendengarnya.

"Kalau Rayyan dengar kamu bilang begitu, bisa mengamuk dia." Azhar bercanda.

Aneh memang. Mengapa seorang yang tidak punya hubungan darah bisa memiliki kesamaan rupa. "Kak Azhar enggak usah takut. Kak Rayyan orangnya santai kok."

Satu senyuman terukir di bibir Azhar. Dia menoleh ke arah Haniyya dan berkata, "Mulai sekarang, jangan panggil Kak lagi ya. Kamu panggil aku Mas biar lebih mesra."

"Iya, Kak. Maksudnya Mas."

Mereka saling memandang beberapa saat lalu tertawa bersama. Kencan pertama ini membuat Haniyya merasa tenang. Azhar sangat terbuka padanya. Ramah pula. Kalau setiap hari begitu, Haniyya mana bisa tidak jatuh hati pada lelaki itu.

Instagram: Sastrabisu


Bab sebelumnya:  Sekeping Hati untu Azhar Bab 3: Perjodohan

 Mengingatkan kembali. Bila ingin mendukung penuli. Yuk, tak ada salahnya mengklik iklan yang ada di bawah ini.

Comments

Popular Posts