#Cerbung #ComplicatedLove Part 22
Jessica kehabisan kata-kata. Air mata mewakili perasaan wanita itu. Setetes air mata bergulir di atas pipinya. Jessica tidak pernah menangis sebelumnya. Dia jarang meneteskan cairan bening itu saat ayahnya meninggal dan ibunya pergi entah kemana. Dan Paris berhasil membuat dia sedih.
Jessica mengingat kembali semua momen bahagia dia bersama Paris. Semua tindakan manis Paris tak bisa dilupakan oleh Jessica. Pengorbanan Paris di danau buaya. Semua itu tak mudah bagi Jessica untuk tak mengenang dia. "Kamu sangat tega, Paris," gumam Jessica. Paris menghindari pandangan Jessica. Kalau dia melihat wanita itu sekali saja, Paris pasti akan berbelas kasihan. Jessica telah menemani Paris dalam suka maupun duka. Dan tidak gampang melupakan semua momen tersebut.
"Aku akan mengingat ini. Aku tidak akan melupakan penghianatan ini," Jessica berteriak pilu. Dia benar-benar menyedihkan sekarang. Paris merasa sesak. Dia masih tak mengerti betul perasaan dirinya sendiri. Complicated Love.
"Jangan bertingkah seolah kau adalah korban di sini. Apa kau lupa? Kau yang memulai ini? Kau yang pertama kali berkhianat dariku. Bahkan sebelum kita bertemu." Paris berusaha membela diri. Hatinya hancur--dia hanya mengikuti ego dalam dirinya. Pada dasarnya hubungan yang dimulai dengan kebohongan bukanlah hubungan yang sehat. Hubungan semacam itu adalah sebuah racun. Dan pada akhirnya akan melukai seorang pasangan.
Jessica muak. Dia mengusir Paris dan Mona keluar dari apartemennya. Dan ketika dia berhasil melakukan itu, Nigel muncul bersama dua ajudan setianya; Dominick dan Edward. Paris menampakkan mimik tak terbaca. Seperti ada sesuatu yang tertahan dalam dirinya. Dia tidak sanggup membiarkan ajudan Nigel membawa Jessica pergi secara paksa.
"Nikmatilah hidup lamamu, Jessica!" tegas Nigel. Paris tidak bisa melihat Jessica diseret pergi. Paris mengusir semua perasaan gunda yang melanda dirinya. Dia melangkah menjauhi Jessica. "Kau akan menyesal, Paris," teriak Jessica. Paris tidak mengatakan apa-apa meski kalimat itu mengganggu pikirannya. Sementara Nigel dan dua bodyguard-nya menangkap Jessica. Ini benar-benar akhir yang menyedihkan bagi Jessica.
***
Setelah meninggalkan Jessica, Paris menemui saudara kembarnya kembali. Ankara dan Grace benar-benar dibuat terkejut akan kelakuan Paris. Mereka tidak percaya akan keputusan Paris yang meninggalkan Jessica dengan mudah setelah berjuang mempertahankan wanita itu beberapa waktu lalu.
Paris mengamati gelang pasangan milik dia dan Jessica secara diam-diam ketika Ankara berseru, "Apa maksudmu, Parro?" Ya, Paris sudah menceritakan keputusan yang dia ambil dalam hidupnya bahwa dia sepakat berpacaran dengan Mona.
Paris membalas, "Maksudku adalah aku dan Mona telah menjalin kasih. Apa itu tidak cukup membuatmu paham?" Paris mengusir rasa bersalah. Dia sangat mencintai Jessica namun tak mau menampakkan itu di hadapan saudaranya. Paris merasa bahwa dia mungkin bakal segera melupakan Jessica. Sejak awal mereka memang punya banyak perbedaan.
"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kau dengan Mona? Ada apa dengan kau dan Jessica?" Ankara terheran-heran. Dia seperti sedang mendengar lelucon yang sama sekali tak menghibur. Siang ini Ankara mengundang Paris dan Jessica makan malam.
Namun Paris justru datang bersama Mona. Mereka juga memberitahukan hal yang mengejutkan--sebuah jalinan kasih? Ankara bahkan butuh dua bulan untuk memutuskan kencan dengan Grace, sementara Paris? Hanya beberapa jam setelah siangnya masih bersama Jessica.
Paris menghela napas. "Ini mungkin salahku juga," kata Paris. Ankara menyimak sambil melihat datar ke arah Mona. Bagus kalau Paris masih punya pemikiran kalau dia bersalah. Dulu Ankara mengagumi keberanian Paris mencari jodoh tanpa mesti dicomblangi oleh ibu mereka. Dan saat ini? Rasa kagum Ankara seakan pudar seketika.
"Jessica dari awal memang wanita kurang baik. Dia terlibat dengan mafia. Aku dan dia putus. Ya, kukira ini keputusan yang terbaik. Lagipula kebersamaanku dengan Mona mungkin bisa menjadi alasan aku dan Mama berdamai." Paris mengatakan sambil mengangkat bahu, seolah apa yang dikatakannya bukanlah apa yang ingin diungkapkan oleh Paris.
Mona menimpali, "Ini memang sudah pilihan yang tepat, Paris. Aku jamin kau tidak akan menyesali ini." Ankara bergeming. Antara ingin marah atau ikut senang. Ankara mengembuskan napas. Sepertinya tidak ada lagi yang bisa dia komentari sekarang. Mengapa Paris merelakan Jessica pergi di saat Ankara sedang fokus mengurus Grace dan anak mereka.
"Kurasa keputusanmu berpisah terlalu cepat. Aku sendiri kaget bahwasannya kau sudah menemukan pengganti Jessica hanya dalam hitungan jam." Grace akhirnya mengungkapkan apa yang mengganggu pikiran wanita itu.
"Apa yang kauucapkan, Grace? Kau tidak mendukung keputusan Paris memilih aku?" Mona tersinggung. Dia melihat sinis ke arah Grace yang duduk di kursi roda. Paris menenangkan Mona sampai suasana ruang tengah hening. Udara terasa menyesakkan, bahkan AC tak terasa dingin lagi.
Ankara memecah keheningan dengan mengajak mereka semua makan bersama. Mona tidak pernah tersenyum. Dia hanya menurut ketika semua orang berjalan ke ruang tamu. Ankara banyak membicarakan mengenai bisnis lukis Paris karena tidak ingin merusak suasana. Sementara Grace dan Mona saling membisu--tak punya bahan untuk dibicarakan.
"Aku akan menjual seni yang di dalamnya ada Jessica. Tidak ada alasan lagi bagiku untuk menyimpan kenangan mengenai wanita itu." Paris mengumumkan. Sementara Ankara mengerutkan alis. "Ini terlalu kejam buat dia. Bagaimana pun buruknya Jessica, dia tetaplah orang yang pernah membahagiakan dirimu." Meski sudah menikahi Grace, Ankara tidak pernah lupa kalau Jessica adalah wanita yang pernah dicintai saat remaja. Kalau bukan karena Earth dan Meredith ibu mertuanya. Mungkin Ankara masih mengincar Jessica.
Paris tercenung. Ada gejolak yang tertahan di dalam matanya. Dia mengepalkan tangan kuat-kuat. Semenit berikutnya Paris bertutur, "Rasa itu seperti mengunyah permen karet. Jika kau terlalu sering melumatnya maka kau akan kehilangan manisnya. Sebab rasa pada akhirnya akan pudar ketika kita sudah tidak menikmati lagi." Paris mengatakan itu sembari meneguk anggur-nya.
Ankara tak membalas. Dia menebak kalau Paris memang tidak punya rasa lagi pada Jessica. Sulit dibayangkan orang yang pernah mengisi ruang kosong di hati, memberikan kesenangan, lalu dengan mudah dilupakan? Itu cukup membingungkan Dan Ankara mencoba memahami separuh dari perasaan kembarannya, Paris.
"Tampaknya kau benar-benar sudah melupakan Jessie," komentar Ankara. Dia menoleh ke arah Paris dan ada kerutan di dahi pria itu saat mendengar celotehan Ankara. Paris menyahut, "Ya. Aku sudah melupakan dia. Aku sama sekali tak mencemaskan dia." Paris tak mengutarakan perasaan dia sesungguhnya sebab dia terus meremas gelang pasangan milik dia dan Jessica di saku celananya. Sebenarnya apa yang terjadi kepadamu, Paris?
Catatan : Yang terunggah di Facebook hanya gambaran cerita. Untuk versi lengkap baca di link tertera di bawah kak atau download aplikasi Dreame dan Innovel. #PromoID
Selengkapnya di aplikasi Innovel.
Link cerita :
https://m.dreame.com/novel/1571757824-complicated-love-indonesia
Comments
Post a Comment