Skip to main content

Featured

Jin BTS akhirnya selesaikan wajib militernya sebagai warga negara Korea Selatan

Seoul , Kabar gembira bagi ARMY di seluruh dunia! Kim Seokjin atau lebih akrab disapa Jin, anggota boygroup BTS berhasil menyelesaikan wajib militernya.  Mengutip the KoreaTimes, tampak Jin mendapatkan buket bunga saat meninggalkan acara perayaan 5 tahun Divisi Infanteri Angkatan Darat di Yeoncheon, (12/06).  Dalam acara itu, Jin sempat reuni dengan 5 member BTS lainnya yang masih menjalankan wajib militer yakni; V, Jungkook, Jimin, J-Hope, dan RM.  Disebutkan Suga, satu-satunya member yang absen pada acara tersebut.  Kepada media, Jin menyapa Army dengan berkata, " Hai, ARMY !" sambil tersenyum.  Perayaan privat Jin ini menandakan kemungkinan Jin akan segera kembali ke industri hiburan lagi seperti biasa.  Tentu saja itu berita baik bagi penggemar BTS. Hal itu bisa dilihat dari ucapan selamat yang tidak berhenti diucapkan ARMY kepada Jin.  Bagaimana? Apa kamu termasuk yang ARMY itu? 

Terpaksa Menikah dengan Ustadz Ganteng Bab 8

Terpaksa Menikah dengan Ustadz Ganteng

Part 8




Yusuf POV

Memang, semenjak hari di mana Mama menanyakan kenapa Aysel tidak pakai hijab, kami tidak pernah lagi berkunjung ke rumah Mama. Ini karena janjiku terhadap Aysel waktu itu. 

"Jangan sedih lagi, Ma. Aku akan bujuk Aysel untuk datang besok atau lusa. Mama jangan terlalu cemas, nanti Mama bisa sakit," kataku menghibur. Mama memelukku sebentar. 
Aku adalah anak tunggal yang dimilikinya. Hanya aku yang selalu menghiburnya di kala sedih. Setelah menikah, kami jarang berkomunikasi lagi. Aku bisa merasakan betapa kesepiannya Mama. "Kamu janji ya? Pokoknya besok bawa Aysel ke rumah. Mama tidak mau tahu, pokoknya harus!" tegas Mama.

"Iya, Yusuf akan ingat," 

"Sekarang Mama harus tersenyum," pintaku. 

Mama pun menampakkan senyumnya. "Di mana Papa? Papa belum pulang?" tanyaku sambil mengedarkan pandanganku. 

"Papamu ada di dalam. Sedang mandi," jelas Mama. Aku mengangguk mengerti. Mama melirik kantong plastik di tanganku. 

"Apa itu?" Mama penasaran. "Aku tadi mampir di toko busana muslimah. Ini niqab untuk Aysel. Aku hanya sekedar membelinya. Kalau Aysel sudah siap pakai hijab, mungkin aku akan memberikan ini," jelasku. 

"Kamu memang suami yang pengertian untuk Aysel. Mama yakin Aysel pasti suka niqab pilihan kamu," Aku sangat berharap Aysel akan menyukai hadiah yang kuberikan ini. 

"Tunggu sebentar, mama juga punya sesuatu untuk istrimu," imbuh Mama lalu meninggalkanku. Aku penasaran, apa yang akan diberikan Mama untuk istriku. Apa itu sesuatu yang spesial? Mama memang mertua terbaik untuk istriku.

Sambil menunggu kedatangan Mama, aku menonton TV. Melihat pemberitaan tanpa hentinya membicarakan konflik timur tengah. Sampai hari ini Konflik yang belum terselesaikan adalah konflik Israel-Palestina. 

Entah sampai kapan konflik kedua negara itu berakhir. Negara islam sedang bergejolak, bukan hanya Palestina saja. Suriah pun kini menjadi target konflik selanjutnya. Andai aku belum menikah, aku akan meluangkan waktuku menjadi relawan di sana. Membantu anak-anak tak berdosa yang menjadi korban konflik berdarah itu. Aku sangat memimpikan hal itu. 
Sayangnya, sekarang aku punya tanggung jawab dengan Aysel. Dalam artian mimpiku menjadi relawan akan kuhapus dalam daftar keinginanku.

"Konflik lagi? Beberapa minggu ini stasiun berita terus memberitakan Palestina," seru Papa yang kini mengambil duduk di dekatku. 

"Iya, Pa. Sejak dulu Israel dan Palestina selalu terlibat persengketaan tanah. Padahal awalnya negara Israel itu tidak ada sama sekali," jelasku. 
Papa mengangguk. "Mungkin juga karena Israel mendapat dukungan persenjataan yang hebat dari Eropa maka Israel terus-menerus memperluas wilayahnya. Kondisi islam saat ini memang menyedihkan," ucapnya dengan helaan napas. 

Aku tercenung--tak mau menimpali ucapannya. Membahas konflik tak akan ada habisnya. Karena pengaruh media juga banyak memprovokasi. Kebenaran dan kebohongan menjadi kabur. Kita tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. 

Aku memfokuskan pandanganku ke arah televisi. Menyaksikan roket buatan Hamas meledak di udara, menyaksikan tank milik Israel menembak secara sembarangan di tanah Palestina. 

"Yusuf," panggil Papa. Aku menoleh ke arahnya.
.
"Ada apa, Pa?"

"Apa kamu tidak curiga dengan istrimu?" Papa tampak serius. Jantungku berdebar tak karuan. Aku tidak tahu apa yang sedang kurasakan sekarang ini. Kenapa semua orang membicarakan istriku? Karena penasaran aku mulai bertanya. 

"Memangnya kenapa, Pa? Aku tidak tahu apa yang Papa pikirkan tentang istriku sampai curiga seperti itu," jelasku. Papa mengambil napas lalu kemudian bicara. "Sehari sebelum kau menikah, papa melihat Aysel bertemu lelaki lain. Papa rasa lelaki itu adalah pacar istrimu. Papa mulai meragukannya, Yusuf. Apa kau tidak berniat menikah lagi?" 

Poligami? Tidak, aku tidak akan melakukan hal itu. Aku tidak akan menduakan istriku. Satu, hanya satu istri dalam hidupku.

"Aku tidak akan poligami, Pa. Setelah menikahi Aysel, sedikit pun aku tak pernah berniat untuk menikah lagi. Di dalam hidupku hanya satu wanita yang akan menjadi istriku," tegasku.



 Link lengkap : https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=null&chapterId=null

Part 1 : https://share.novelme.com/starShare.html?novelId=16131&chapterId=454616

Part 2 : https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=16131&chapterId=498661 

Part 3 : https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=16131&chapterId=498666 

Part 4 : https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=16131&chapterId=501411 

Part 5 : https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=16131&chapterId=501413 

Part 6 : https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=16131&chapterId=501414 

Part 7 : https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=16131&chapterId=503649 

Part 8 : https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=16131&chapterId=505231

Comments

Popular Posts